MENILIK SUKSESNYA KONSEP BARU ORASI STIKOM

Blog Single

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bandung tengah mengadakan kegiatan Orasi dalam rangka penerimaan calon mahasiswa baru, acara yang  bertemakan “Move to New Generation” tersebut diselenggarakan pada tanggal 26-28 September, dan ditutup dengan upacara pelantikan pada (30/9) lalu.

Kegiatan ini mempunyai tujuan khusus, selain daripada melakukan kegiatan tahunan kampus, merekapun melakukan pengenalan sekaligus pembekalan kesiapan yang matang  untuk masa perkuliahan mendatang .

Saat itu, kegiatan Orasi dengan jumlah 40 orang panitia tersebut, lebih berfokus pada menciptakan mindset baru bagi para maba(mahasiswa baru), serta mengubah paradigma orasi dimata para calon mahasiswa, bahwa ini bukanlah bentuk kegiatan perpeloncoan dari senior kepada juniornya.

Konsep pembaruan ini juga mendukung peraturan yang telah diubah oleh keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen  Pendidikan Nasional, dalam  uu no 12 taun 2012 yang ditetapkan untuk menghapus kegitan ospek yang membudayakan tindakan kekerasan dan penindasan bagi para calon mahasiswa di perguruan tinggi.

Ketua Panitia, Andi Cahyana (21) mengatakan, orasi yang diselengggarakan kali ini adalah untuk memperkenalkan sistematis perkuliahan di Stikom dan peraturan Akademisnya, tentunya dengan sistem konsep yang berbeda.

“Kita membangun konsep dengan paparan acara yang memiliki unsur tema berbeda setiap harinya, hari pertama membahas seputar Akademisi dan sistematis perkuliahan serta membangun image kampus bagi para calon mahasiswa , hari kedua lebih kepada tema kegiatan mahasiswanya, dengan acara talkshow dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang disampaikan oleh pemateri mewakili 4 jurusan diantarnya Public relation, Jurnalitik, Broadcasting dan Manajenem Komunikasi. Disitu kita ingin memperlihatkan kepada mahasiswa baru bahwa mereka bisa lebih berkompetitif dalam prestasi yang berkualitas,” terangnya.

Dalam proses kegiatannya, penjabat Badan Eksekutif Mahasiswa itu menjelaskan, di hari ketiga yang merupakan puncak acara, kegiatan outbond menjadi pilihan mereka.

“Kan pada umumnya para senior yang biasanya menjadi panitia outbond, lain halnya dengan kami yang mendatangkan tim outbond dari luar, sementara senior-juniornya lah yang menjadi peserta, agar suasananya berbeda dan lebih akrab. Jadi kan terbentuk kerjasama tim dan interaksi yang lebih cepat dari maba ke kaka tingkat juga, supaya mereka juga merasa aman, nyaman dan akrab untuk bisa lebih mengenal karakter baru satu sama lain,” ucapnya.

Berhubung kegiatan ini pertama kali dilakukannya perubahan, Andi menyebutkan goal mereka dari kegiatan ini ialah, tertanamnya motivasi bagi para maba dalam belajar , bagaimana mereka mampu bekerja sama dengan orang baru, lingkungan dan suasana yang juga baru ini bisa menjadi suatu pengalaman yang mengesankan.

“Meskipun ada aturan, bukan berarti ada batasan buat mahasiswa baru dan kaka tingkatnya dalam berbaur, itupun gak akan mengurangi sikap saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lainnya kok, imbuhnya.

Andi menambahkan, Tim Disiplin tentu tetap ada, tapi tidak diperkenankan  untuk marah-marah yang tak jelas atau tanpa alasan. “Divisi tatib ini justru berguna dalam memberi pengarahan ataupun teguran yang tentunya bisa  membangun kesiapan mental dan kedisiplinan para calon mahasiswa”, pungkasnya. (Christine/Radar Bandung-3 Otober 2017)